Tuesday, April 14, 2009

Husband and Wife Fun Trekking

August 2nd, 2008 bukanlah hari yang cerah dengan matahari orange di ufuk timur pondok cabe bersinar seperti biasanya. Hari itu, matahari seolah redup, malu menampakkan diri dari peraduan.
Sebelum subuh, seperti biasa Mima sudah terbangun dan mulai ngoceh dengan baby language-nya. Sejak hari rabu, tanggal 30 Juli 2008 aku dan Uli memang sudah berencana untuk menginap di rumah orang tuaku, di pondok cabe. menginap kali ini bukan tanpa rencana matang, tapi benar-benar direncanakan untuk suatu hal yang belum pernah aku dan uli lakukan sebelumnya : trekking, tracking, hiking, what ever the name is (udah liat di wikipedia juga soalnya).
Pagi ini aku dan istri berencana untuk melakukan kegiatan fun trekking yang akan diikuti oleh kami berdua, yup!!hanya berdua saja. Setelah urusan dengan Mima beres, jam 05.30 aku berangkat lebih dahulu diantar bapak ke Kampung Kebon, starting point kami. Selanjutnya Uli menyusul dan tiba di Kampung Kebon jam 06.22 am.


Jadwal keberangkatan kami adalah pukul 06.30am, jadi kupikir semua masih on track. Berbekal kamera digital, GPS dan peta yang kami capture dari googleearth, kami mulai perjalanan pagi itu. Diawali dari sebuah settlement kampung bulak, jalanan beraspal dan lingkungan yg asri, kami temui sebuah tower sutet sebagai acuan pertama kami.
Menuruni lembah meruyung, akhirnya kami tiba di Turn #1, check, check, check ! pukul 06.30am, kamera ON, dan LOW BATT!!!what theeeee..!?!
akhirnya, perjalanan kami sedikit keluar dari track karena kami harus mencari batere A2-Alkaline/Energizer untuk kamera digital yg sudah sekarat. Memasuki perkampungan, bertanya dari satu warung ke warung lain, tidak ada batere Alkaline!yup!kita harus terus ke atas, menuju jalan besar.
tiba di koordinat S06 22'31.1" E106 46'16.2" waktu menunjukkan pukul 06.48am, 18 menit out of the track!!!. Berusaha santai, tanya sana-sini, ternyata kami berada 1 km sebelum masjid kubah emas dari arah cinere. Setelah batere di dapat, kami segera kembali ke turn #1.
tiba di Turn #1, waktu menunjukkan pukul 06.56am. Yup!this is the exact time we started to track on our map!!Berawal dari jembatan beton, inilah awal petualangan kami. Melewati persawahan, pertanian kangkung, gubuk petani dan hutan bambu, kami tiba di Turn#2 pada pukul 07.14am. Jalur yg kami lewati lumayan bersahabat so far. Di turn #3 pada pukul 07.20am kami jumpai pertanian kemangi, oyong dan pohon pisang. Dari Turn #1 hingga turn #3 ini di sisi sebelah kanan sungai Pesanggrahan memang didominasi oleh pertanian yg digarap oleh penduduk setempat. Namun terlihat sekali dominasi ini segera akan punah oleh pesatnya pembangunan perumahan di tepian sungai pesanggrahan. Sejauh ini kami berjalan menuju utara di sebelah kanan sungai, di turn #4 kami jumpai sebuah jembatan bambu yang akhirnya kami gunakan untuk menyeberang. Di sisi sebelah kiri sungai kami jumpai daratan dengan rumput berwarna ungu-kepanasan. Di turn #5 kami berjumpa pak Muhammad, seorang penduduk Kampung Bulak dengan kerbaunya. Sebelumnya kami berjumpa dengan penduduk yang sedang mencuci pakaiannya di seberang sungai.
"Numpang lewat pak...!!", sapaku berteriak."Iyaa...lagi ngapain nih?!, gerak jalan apa?!", si Bapak balik tanya dengan nada tinggi karena jarak yg lumayan jauh."Gak, cuma jalan-jalan aja, isi liburan", balasku."Ini...lagi nyuci nih, nanti dibilas lagi di atas", sahutnya.--- loh kok ga nyambung yah?! ---"iya deh pak, ini kampung apa yah?!meruyung?", tanyaku lagi."iya, ini meruyung, kalo limo masih di depan", jawabnya."oke pak, kita lanjut lagi yah....makasi pak!!", balasku.
sedikit maju ke depan, sungai dangkal dengan bebatuan hitam muncul di permukaan membuat kami tergoda untuk sekedar mencuci tangan, merasakan dinginnya air sungai pesanggrahan. tak lama setelah itu, saat hendak melanjutkan perjalanan, terlihat seorang petani dengan kerbaunya meluncur ke bawah menuju sungai. ternyata petani itu adalah pak Muhammad, aku kenal dia saat aku beli tanah di belakang rumahnya. usai bercakap, kami melanjutkan perjalanan ke Rest Point #1.
Rest point #1 yang sudah kuplot ternyata kurang oke untuk dijadikan tempat peristirahatan, karena di atasnya ada tempat pembakaran sampah. Asap dan bau yg kurang sedap memaksaku dan istri untuk terus melaju ke turn#6. Setelah berjalan menuruni bukit, aku dan uli kebingungan menentukan arah. Setelah melihat peta, gps dan pemandangan sekeliling, kami sepakat bahwa kami sudah sampai diantara Turn#7 dan turn#8 (koordinat S06 22'05.8" E106 46'02.2").
Di koordinat itulah aku kehabisan tenaga setelah mendaki bukit bertanah merah. Di sini mataku agak berkunang-kunang dan kuputuskan untuk beristirahat di tengah-tengah ilalang yg kering. Aku gak kuat!!!Setelah minum pocari sweat, makan roti dan menghirup aroma menthol permen hexos, aku dan uli sepakat untuk kembali berjalan. tak jauh dari lokasi peristirahatan, ternyata ada sebuah kompleks perumahan yg sedang dibangun. tanah hijau yg dulu menghiasi tepian bukit ini, sekarang merah dan abu-abu tertutup baluran semen dan aspal hitam.
untuk kembali mendapatkan aroma alami, kami putuskan untuk menuruni bukit menuju sungai. badanku masih terasa lemas dan uli sedang asik berfoto sampai aku minta dia untuk survey sejenak menentukan lanjutan track menuju sungai (Turn #9).
"mas, ada yg lagi ee!", teriaknya."ahhh...untunglah, Allah tau aku masih lemes, jadi bisa istirahat lagi sampe itu orang selesai ee yah?!!", sahutku senang. lebih dari 5 menit kami menunggu orang itu selesai, dan tibalah kami di
sebuah jembatan dekat ujung kompleks wisma mas di tepian sungai. Jembatan ini terbuat dari besi-besi besar. Aku coba menyemangati uli yang ketakutan untuk menyeberang karena jembatannya memang belum jadi. walhasil, aku tiba lebih dahulu di seberang, sementara uli jalan dengan posisi duduk menyusuri jembatan yg belum jadi itu. di sela-sela ketakutan kami, seorang ibu yg sedang menjemur pakaian di kompleks berteriak "digedong napah....!!!".
setelah jembatan besi, jalur perjalanan kami cukup melegakan karena pathnya berupa dataran rumput yg kering. cukup mudah bagi kami untuk melaju hingga ke turn #10. di sini kami berada di sisi sebelah kanan sungai, karena sisi sebelah kiri tracknya sudah dihiasi oleh kompleks perumahan. mendekati turn #11, kami bertanya pada seorang petani yg sedang menyiram tanamannya. saat itu kami bingung karena path yg kami akan lewati sepertinya buntu.
di depan hanya ada tebing yg kemiringannya cukup tajam. sementara lebih di atas lagi, tidak ada jalan karena sudah ada pagar pembatas kompleks perumahan. setelah bertanya dan berdiskusi dengan petani tadi, maka kami putuskan untuk menempuh jalur tebing dengan kemiringan cukup tajam. tap!tap!tap!tap!aku melaju ke atas menaiki tebing, menjangkau akar-akar belukar yg sekiranya kuat menahan berat tubuhku. Istriku menyusul di belakang perlahan sambil terkadang berhenti untuk menentukan akar mana yg akan dijadikan pegangan. sesekali kami kesulitan untuk menjangkau akar-akaran agar kami sampai di puncak. sepatu yg licin, permukaan tanah yg kering membuat kami kadang terpeleset jatuh beberapa meter mendekati arus sungai. uli terlihat sedikit panik, namun aku terus menyemangatinya agar dia bisa sampai di puncak. "ganbatteeee neee!!!".

No comments: