Thursday, September 25, 2008

Dauroh Kobe 1 - 1A rev 1.0 (Bagian 2)

..........................
6. Ilmu adalah seutama-utama nikmat
Nikmat yang paling besar adalah ilmu syari. Hal ini dapat dilihat pada surat An Nisa(4) ayat 113 : “Sekiranya bukan karena karunia Allah dan rahmatNYA kepadamu, tentulah segolongan dari mereka berkeinginan keras untuk menyesatkanmu. Tetapi mereka hanya menyesatkan diriya sendiri dan tidak membahayakanmu sedikitpun dan juga karena Allah telah menurunkan Kitab (Al Qur’an) dan Hikmah (Sunnah) kepadamu dan telah mengajarkan kepadamu apa yang belum engkau ketahui. Karunia Allah yang dilimpahkan kepadamu itu sangat besar.”

Yang dimaksud Al Kitab adalah Al Qur’an dan Al Hikmah adalah As Sunnah. Dijelaskan oleh imam Ibnul Qayyim : bahwa hidayah ilmu ini adalah merupakan sebesar-besar hidayah. Banyak orang yang belajar, tapi tidak benar, mereka tidak ditunjuki ke jalan yang benar. Oleh karena itu kita harus bersyukur karena telah ditunjuki kepada jalan yang benar, al Qur an dan sunnah Nabi berdasarkan pemahaman para sahabat.

Satu ayat/hadits, manfaatnya seumur hidup kita. Oleh karena itu ilmu ini merupakan nikmat dan karunia yang sangat besar. Allah mengatakan bahwa manusia ini orang yg sangat zalim di dalam Surah Ibrahim. Manusia tidak berterima kasih karena telah mendapatkan ilmu. Orang yang paling berjasa adalah Rasulullah, selanjutnya adalah para sahabat. Rasulullah tidak meminta balasan apapun kecuali beliau menginginkan kita untuk ittiba dan mengucap sholawat kepada beliau.

7. Kepahaman di dalam agama ini termasuk dari tanda-tanda kebaikan
Orang jika diberi kepahaman di dalam hal agama, ini merupakan tanda-tanda kebaikan padanya. Hal ini didasarkan pada hadits sahih yang diriwayatkan oleh imam Bukhori dan Imam Muslim : “barang siapa yang dikehendaki oleh Allah kebaikan, maka akan diberi kepahaman tentang agama”.

Oleh karena itu, kita harus berusaha untuk memahami agama.

8. Orang yang menuntut ilmu syari dikecualikan dari laknat Allah
Dasarnya adalah Hadits hasan riwayat Imam Trimidzi : “Dari Abi Hurairah Ra “berkata Nabi SAW : sesungguhnya dunia ini dilaknat, dan dilaknat apa yang ada di dalamnya kecuali berzikir kepada Allah, mengerjakan apa-apa yang dicintai oleh Allah, orang yang alim dan orang yang menuntut ilmu”.

Dunia dalam pandangan Allah dan Rasulnya adalah hina. “Pernah para sahabat melewati bangkai kaming yang kupingnya cacat. Lalu Nabi bertanya : siapa yang mau membeli kambing ini? Lantas sahabat menjawab: ya Rasul, kalaupun kambing ini hidup, kupingnya cacat. Lalu nabi bersabda: Dunia ini lebih jelek dari bangkai kambing ini.” Hadit ini sahih, riwayat imam Tirmidzi. Hadits ini terdapat dalam kitab riyadush shalihin.

Kita harus zuhud, tapi bukan zuhud seperti yang dilakukan oleh tarekat sufiyah yang meninggalkan anak istri untuk ibadah. Kita tetap harus mencari nafkah, tapi jangan tamak. Karena Allah berfirman bahwa kehidupan dunia ini adalah kehidupan yang menipu.

Dan Rasulullah pernah bersabda : Jika seandainya dunia ini berharga seberat sayap nyamuk, maka orang kafir tidak akan diberi minum oleh Allah SWT. Dunia adalah satu Rahmat Allah, 99 rahmat lainnya ada di surga. Rahmat Allah diantaranya adalah orang muslim dan kafir bisa menikmati udara, hujan, tumbuh-tumbuhan dan binatang buas menyayangi anaknya. Dunia ini pada hakikatnya tidak berharga di hadapan Allah dan RasulNYA.

Tujuan kita sebagai muslim adalah Jannah, surga. Ada sahabat yang kaya, digunakan untuk dakwah islam, Abu Bakar As Sidiq, Abdurrahman bin Auf, Ustman bin Affan. Rasulullah pun pernah tidak makan, melainkan beberapa butir kurma saja.

Rasulullah memberikan semangat untuk surga kepada para sahabat sampai ada orang kafir yang dijelaskan surga padanya, maka dia ingin masuk surga, maka rasulullah menyuruhnya masuk islam. Kemudian dia ikut Pada perang khaibar, ada 7 benteng di Khaibar. Setiap benteng dikalahkan, dia mendapat ghonimah. Tapi dia kemudian berkata “ ya Rasulullah, bukan ini yang saya harapkan, tapi saya berharap saya dipanah di sini dan saya mati kemudia masuk surga”. Kemudian dia ikut berperang lagi dan syahid karena terpanah tepat ditempat yang diinginkannya.

Dunia ini dilaknat, kecuali orang yg berdzikir, orang-orang yang alim dan menuntut ilmu syar’i. tapi tentunya tidak semua yg ada di dunia dilaknat, melainkan yg melalaikan dari ibadah kepada Allah SWT. Orang-orang yg belajar ilmu syari termasuk ke dalam orang-orang yg dikecualikan dari laknat Allah.

9. Orang-orang yang berilmu adalah orang-orang yang takut kepada Allah SWT

Dalilnya ada pada Surah Al Fathir ayat 28 (QS 35:28)
“Sesungguhnya orang yang takut kepada Allah adalah para ulama, sesungguhnya Allah maha Perkasa dan maha Pengampun”.
Ulama yang dimaksud adalah ulama yang paham tentang Al Qur’an dan Sunnah sesuai pemahaman para sahabat.

Tafsir ibnu katsir : Siapakah yg dimaksud ulama di sini ??
Menurut Abdullah bin Abbas : yang dikatakan ulama yaitu orang yang tahu tentang Allah dari hamba-hamba-NYA dan tidak berbuat syirik. Ulama ini menghalalkan yang halal dan mengharamkan yang haram. Dan dia menjaga wasiat Allah SWT : agar mentauhidkan Allah dan menjauhi syirik. Dan dia yakin akan bertemu dengan Allah dan akan dihisab amalnya.

Jika adal kyai-kyai meminta kepada kubur, pohon dan bebatuan, maka ini termasuk perbuatan syirik Akbar. Tidak ada seorang sahabatpun yang datang ke makam Rasulullah untuk meminta sesuatu.

10. Menuntut ilmu sebagai jalan menuju surga dan sebagai obat dari berbagai macam penyakit hati.

Sabda Nabi : “barang siapa yg berjalan untuk menuntut ilmu, Allah akan mudahkan jalannya menuju surga”

Penyakit hati yang paling berbahaya menurut Ibnul Qayim Al Jauziyah: penyakit syubhat dan penyakit syahwat. Penyakit syubhat adalah penyakit kesalahpahaman, kesamaran, ketidakjelasan dalam beragama. Oleh karena itu, hati-hatilah dalam mengambil ilmu, karena syubhat dapat merusak pehamanan kita, dapat menyia-nyiakan waktu kita. Sementara syahwat itu juga penyakit, bisa berupa mengejar harta dan kedudukan sampai meninggalkan sholat. Syahwat itu banyak, bukan hanya wanita, harta dan kedudukan. Oleh karena itu, menuntut ilmu syari adalah jalan menuju surga, agar dapat menyembuhkan penyakit hati. Penyakit hati lebih berat dari pada penyakit fisik.

Tanya Jawab :

1. Istri saya orang Jepang, terkait dengan kebiasaan orang kafir, bagaimana antisipasinya ?

Jawab :
Pertama, Istri tetap harus taat kepada suami. Tidak diperbolehkan lelaki muslim untuk menikahi wanita kafir, hukumnya haram. Dibolehkan untuk menikah dengan ahli kitab, tapi ulama juga menjelaskan jika kita mampu memasukkan dia kepada Islam.

Tidak akan ada sakinah, mawaddah wa rahmah jika salah satu pasangan bukan muslim. Tidak mungkin anak kita menjadi anak yang soleh, jika ibunya kafir karena anak akan dididik oleh ibunya.

Kedua, harus berusaha agar istrinya masuk ke dalam islam.
Ketiga, jika istri sudah masuk ke dalam islam, dia harus mendidik sang istri agar menjadi istri yang solehah. Menyediakan sarana dan tempat yang baik untuk menjadi muslim yang taat.

Sabda Nabi : “ seseorang itu agamanya tergantung pada temannya”

Jika tinggal di negeri kafir, maka kita harus mencari lingkungan muslim. Jika tidak ada juga, maka harus hijrah. Jika istri tidak mau diajak hijrah, maka harus didakwahkan.
Jika terjadi perceraian, anak wajib ikut ke bapaknya karena yg wajib menafkahi adalah bapak, pendidikan tanggung jawab bapak, yang menikahkan adalah bapaknya, bukan ibu. Anak dinisabtkan kepada bapaknya, kecuali dilihat pada maslahat dan mafsadatnya.

2. Bagaimana kedudukan ilmu non syari di dalam islam? Adanya dikotomi di kalangan umat islam tentang ilmu syar’I dan non syar’i? pengertian ulil albab?

Jawab :
Ada yg fardu ain dan ada yg fardu kifayah. Ilmu syari – fardu ‘ain bagi setiap lelaki dan perempuan, berdasarkan hadits Nabi : menuntut ilmu itu wajib bagi setiap muslim (lelaki maupun perempuan). Tentang syahadat, sholat, zakat, haji, agar semua diterima oleh Allah, kita harus tahu ilmunya.

Adapun ilmu non syari, fardu kifayah. Jika sudah ada yg mewakili, maka gugur kewajiban bagi yang lain.

Tentang kemajuan : saat rasulullah dakwah sudah ada Negara maju, Persia dan Romawi, tapi Rasulullah tidak menyuruh para sahabat untuk mengejar ketertinggalan dalam bidang teknologi.
Sekarang ini ada hadits palsu yang dijadikan dasar untuk menuntut ilmu “tuntutlah ilmu sampai ke negeri cina”. Ilmu itu adanya di madinah, bukan di CIna. Ilmu berasal dari Allah melalui Rasulullah SAW. Dalam urusan dunia, rasulullah menyerahkan urusan ini kepada manusia, berdasarkan hadits “kalian lebih tahu tentang dunia kalian”. Seperti saat perang khandak, rasulullah terkepung oleh musuh. Kemudian Salman Al Farisi menyarankan untuk menggali parit.

Rasulullah SAW diutus oleh Allah sebagai Rahmat bagi seluruh alam. Rasulullah tidak diutus untuk menyelamatkan manusia dunia dan akhirat, bukan bagaimana membuat pesawat dsb, jika semua itu ada pada orang kafir, maka manfaatkanlah.

Yang fardu kifayah, ada yang bermanfaat dan ada yang tidak bermanfaat. Jika tidak bermanfaat, maka jangan dipelajari. Contoh yg tidak bermanfaat : filsafat, ilmu kalam, tentang undang-undang yang tidak diterapkan hukum islam.

Ulil albab : orang-orang yang memahami Al Qur’an dan Sunnah
1. Ahlul ilmi, yang pertama adalah para sahabat
2. Para ulama yang mengikuti jejak para sahabat


3. Golongan yang mana yang akan masuk surga? Ahlussunnah wal Jamaah, bagaimana dengan hadits ?bagaimana cara mengantisipasinya?

Sudah ada ulama yang ahli hadits. Sunnah dijaga oleh Allah melalui para ulama ahli hadits. Ada kitab-kitab yang menerangkan tentang perawi hadits, mulai dari siapa orang itu, apakah pernah berbohong atau tidak, dikenal atau tidak dan criteria-kriteria lain lagi.

Ulama hadits pada abad 20, Syaikh Muhammad Nashiruddin Albani. Setiap zaman pasti ada ahli hadits, jadi akan tetap terpelihara.

4. Buku apa yang paling pas untuk belajar hadits ?

Buku-buku tidak bisa diajak dialog, oleh karena itu perlu ada ustadz, begitulah kata imam Syafi’i. Kata Imam Syafii, kita akan mendapatkan ilmu karena 6 perkara : ada kepintaran, ada kemauan, kesungguhan, ada bekal ada bimbingan ustadz dan lama waktunya.

Dauroh Kobe 1 – 1A Rev 1.0 (Bagian 1)

Dauroh Kobe 1 – 1A

Pembicara : Ust. Yazid Bin Abdul Qodir Jawas
Lokasi : Mesjid Kobe, Kobe, Jepang
Waktu : 4 hari
Sumber : http://www.assunnah.mine.nu/

Preface :
Yang akan dikaji adalah : aqidah ahlu sunnah wal jamaah, sifat sholat nabi, tafsir ayat Al Qur’an dan tentang berpegang kepada sunnah Nabi SAW. Ilmu yang akan dikaji adalah Al Qur’an, sunnah

Adab dalam menuntut ilmu dari penjelasan Imam Sufyan At Tsaury dan Imam Abdullah Ibnul Mubarok.

Kata beliau, adab menuntut ilmu adalah :
1. Niat yang ikhlas
Jangan sampai datang karena terpaksa atau karena yang lainnya. Niatkan hanya karena Allah SWT, sabda Nabi SAW : Sesungguhnya setiap amal itu harus dengan niat, setiap orang mendapatkan ganjaran sesuai dengan niatnya.
2. Al Istima’ : Mendengarkan baik-baik
3. Al Insod : Diam
Ada juga orang yang mendengarkan tapi tidak diam. Sebab jika tidak diam, maka akan mengganggu yang lainnya.
4. Tsummal Fahmu: Berusaha untuk memahami apa yang disampaikan
Al Khifdzu : berusaha untuk menghafalkan.
Dulu para ulama menghafal ilmu-ilmunya. Terutama tentang sifat sholat nabi, banyak yang harus dihafal.
5. Al ‘Amal : Ilmu yg dikaji untuk diamalkan. Karena kita akan masuk surga dengan amal dan Rahmat Allah, yang terutama dengan Rahmat Allah. Di dalam Al Qur’an Allah berfirman : “…Allah membalas apa yang mereka ‘amalkan”.

Kata Abdulllah bin Mas’ud : Belajarlah kalian 3x, jika kalian sudah mendapatkan ilmu, maka amalkanlah.

Hadits Tirmidzi – hasan shahih : Tidaklah bergeser kedua kaki seorang hamba pada hari kiamat melainkan aakan ditanya tentang empat perkara : tentang umurnya, dihabiskan untuk apa. Yang kedua tentang ilmuny, diamalkan atau tidak. Yang ketiga, tentang harta, dari mana diperoleh dan ke mana dihabiskan harta itu. Yg keempat tentang capeknya, tentang tubuhnya, capeknya untuk apa.

Hadits Nabi SAW : Sesungguhnya setiap amal itu ada masa-masa semangatnya, ada masa-masa lelah letihnya. barang siapa semangat, lelah dan letihnya karena sunnahku, maka dia termasuk yang mendapatkan hidayah. Barang siapa yang semangat, lelah letinya bukan karena sunnahku, maka itu sia-sia.

An Nasyru : Menyebarkan dan mendakwahkannya
Apa yang sudah kita pelajari, kita harus dakwahkan, minimal untuk diri kita, istri kita dan anak kita. Dalam surat Attahrim ayat 6 : Kita wajib menjaga istri dan anak kita dari api neraka.

Ali bin Abi Thalib menafsirkan tentang ayat ini : “ajarkanlah dirimu kebaikan, ajarkanlah dirimu adab dan ajarkanlah juga keluargamu kebaikan dan adab.

Dan kebaikan yang paling baik adalah Al Qur’an dan Sunnah. Oleh karena itu, kita harus belajar agar dapat mengajarkan kepada keluarga kita. Seperti kata pepatah Arab : “orang yang tidak punya sesuatu tidak akan bisa memberikan sesuatu”. Oleh karena itu kita harus belajar agar berilmu dan dapat mengajarkannya kepada keluarga kita.

Ada pepatah Arab : engkau ingin selamat, tapi engkau tidak menempuh jalannya, tidak mungkin perahu itu jalan di atas daratan.

Hadits Riwayat Muslim :
Barang siapa yang berjalan untuk menuntut ilmu, Allah akan mudahkan jalannya menuju surga.

Hadits Riwayat Bukhori :
Ada dua nikmat yang manusia tertipu dengannya, yaitu nikmat sehat dan waktu luang.

Dulu para ulama, setelah mereka mencari nafkah untuk keluarganya, setelah itu mereka pergi menuntut ilmu berkeliling dunia.

KEUTAMAAN ILMU SYAR’I

Penjelasan Syaikh Muhammad Bin Saleh Utsaimin dalam bukunya “Kitabul ‘Ilmi” tentang keutamaan ilmu syar’I :

“Sesungguhnya ilmu yang dipuji oleh Allah yaitu ilmu syari, yaitu memahami Al Qur’an dan sunnah Nabi SAW. Adapun selain itu, bisa jadi ilmu itu sebagai jalan kepada kebaikan atau sebagai jalan kepada kejahatan”.

Imam Ahmad bin Hanbal ditanya : ada orang umurnya 80 tahun, apakah dia pantas untuk menuntut ilmu. Maka dia menjawab : jika dia pantas untuk hidup, maka dia wajib menuntut ilmu.

Kata imam Ahmad bin Hanbal: Bahwa manusia butuh kepada ilmu syari lebih dari pada butuh kepada makan dan minum.

Kata Ibnul Qayyim Al Jauziyah: manusia ini butuh kepada ilmu syari ini seperti mereka butuh kepada air. Beliau juga menerangkan lebih dari 100 keutamaan ilmu syar’I, di sini akan dibawakan beberapa saja.

1. Manusia ini butuh kepada ilmu syari lebih dari pada kebutuhannya akan makan dan minum
2. Allah menjadikan orang-orang yang berilmu sebagai saksi.
Al Imron ayat 18 : “Allah menyatakan bahwasannya tidak ada tuhan yang berhak disembah melainkan Dia yang menegakkan keadilan. Para malaikat dan Orang-orang yang berilmu juga menyatakan demikian, bahwa tidak ada tuhan yang berhak disembah melainkan hanya Allah yang maha Perkasa dan maha Bijaksana”.

Ini menunjukkan keutamaan orang-orang yang berilmu.

3. Allah mencela orang-orang yang bodoh dan memuji orang-orang yang berilmu
Bodoh di sini adala bodoh tentang ilmu syar’I, dalilnya pada surat Ar Rum ayat 7 : “mereka hanya mengetahui yang lahir saja dari kehidupan dunia, sedang mereka tentang kehidupan akhirat adalah lalai”.

Di dalam tafsir ibnu katsir menjelaskan :
Karena saking ahlinya tentang dunia, mereka bisa menimbang ukuran dinar dan dirham hanya dengan meletakkannya di tangannya. Tapi dalam urusan ibadah mereka tidak tahu.

Imam Hasan Al Bashri : “Demi Allah, sesungguhnya seseorang dari mereka mengetahui tentang ilmu dunia sampai dirham dibalikkan dijarinya, maka dia akan memberi tahu kamu tentang timbagannya, tapi dia tidak bisa sholat.”

Ibnu Abbas : “mereka tahu tentang ilmu dunia, dan mereka tentang ilmu agama ini bodoh”
Surah Az Zumar ayat 9 : “apakah sama orang yang mengetahui dengan orang yang tidak tahu? Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran”

Penjelasan ulama bahwa kebodohan tentang agama ini adalah pokok dari setiap kerusakan yang ada di muka bumi ini.

Ibnul Qayyim : kebodohan itu merupakan pokok dari setiap kerusakan di muka bumi.

Orang jika tidak tahu tentang agama ini maka akan merusak atau menambah-nambah agama ini.

4. Kita diperintahkan oleh Allah untuk meminta tambahan Ilmu (ilmu syar’I ).
Surat Thoha ayat 114 : “……… dan katakanlah wahai Rabb-ku, tambahkanlah aku ilmu”
Ilmu yang dimaksud adalah ilmu syar’I, qur’an dan sunnah. Untuk dapat tambahan ilmu, kita harus menempuh jalannya dengan ikut pengajian dan majlis-ilmu. Nabi Musa AS, untuk mendapatkan ilmu harus menyeberang lautan menemui Nabi Khidir.

Ilmu ada dua, ada yang bermanfaat dan ada yang tidak bermanfaat, maka mintalah ilmu yang bermanfaat. Ada do’a yang dibaca oleh Nabi setiap setelah salam pada sholat subuh:

“Allahumma innii as aluka ‘ilman naafi’a, wa rizkon toyyiba, wa ‘amalan mutaqobbala” – “Ya Allah aku minta ilmu yang bermanfaat, rejeki yang halal dan amal yang diterima”

Doa ini ada pada hadits sahih riwayat Imam Ibnu Majah; hadits ini terdapat pada sahih Ibnu Majah.

Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, Rasulullah berlindung kepada Allah dari Ilmu yang tidak bermanfaat : “Ya Allah aku berlindung kepada Engkau dari kelemahan, dari kemalasan, dari sifat bakhil, dari sifat penakut dan dari umur tua dan aku berlindung juga kepada Engkau dari adzab kubur, ya Allah aku minta kepada Engkau dari hati ini ketakwaannya, dan bersihkanlah hati ini, Engkaulah yang paling baik untuk membersihkan hati ini, Engkaulah pelindungnya dan Engkaulah penjaganya, dan aku berlindung kepada Engkau dari ilmu yang tidak bermanfaat………..”

5. Allah akan mengangkat derajat orang-orang yang berilmu
Surah Al Mujadalah (58) ayat 11 : Wahai orang-orang yang beriman, jika dikatakan kepadamu untuk berlapang-lapanglah di dalam majelis, maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu dan apabila dikatakan berdirilah kamu, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.

Orang yang pertama diangkat derajatnya adalah Nabi Muhammad SAW, selanjutnya para sahabat, kemudian para tabiin dan ulama ahlussunnah. Oleh karena itu, kita harus mengikuti jejak mereka. Orang yang berilmu, selama dia takut kepada Allah dan mengamalkan ilmunya, maka akan diangkat derajatnya. Berbeda dengan orang yang memiliki harta, orang hanya dekat pada saat dia punya harta saja. Orang berilmu akan didoakan oleh kaum muslimin sepanjang abad: ulama, didoakan dengan rahimahullah, sahabat nabi didoakan dengan radiyallahuma adzma’in.

Menurut Ibnul Qayyim tentang perbedaan ilmu dan harta ada 30, diantaranya :

1. Ilmu warisan para nabi, sedangkan harta warisan para raja.
2. Semakin banyak ilmu, semakin kita tawadhu. Semakin banyak harta, semakin kita angkuh.
3. Ilmu membuat orang semakin sempurna