Thursday, September 25, 2008

Dauroh Kobe 1 – 1A Rev 1.0 (Bagian 1)

Dauroh Kobe 1 – 1A

Pembicara : Ust. Yazid Bin Abdul Qodir Jawas
Lokasi : Mesjid Kobe, Kobe, Jepang
Waktu : 4 hari
Sumber : http://www.assunnah.mine.nu/

Preface :
Yang akan dikaji adalah : aqidah ahlu sunnah wal jamaah, sifat sholat nabi, tafsir ayat Al Qur’an dan tentang berpegang kepada sunnah Nabi SAW. Ilmu yang akan dikaji adalah Al Qur’an, sunnah

Adab dalam menuntut ilmu dari penjelasan Imam Sufyan At Tsaury dan Imam Abdullah Ibnul Mubarok.

Kata beliau, adab menuntut ilmu adalah :
1. Niat yang ikhlas
Jangan sampai datang karena terpaksa atau karena yang lainnya. Niatkan hanya karena Allah SWT, sabda Nabi SAW : Sesungguhnya setiap amal itu harus dengan niat, setiap orang mendapatkan ganjaran sesuai dengan niatnya.
2. Al Istima’ : Mendengarkan baik-baik
3. Al Insod : Diam
Ada juga orang yang mendengarkan tapi tidak diam. Sebab jika tidak diam, maka akan mengganggu yang lainnya.
4. Tsummal Fahmu: Berusaha untuk memahami apa yang disampaikan
Al Khifdzu : berusaha untuk menghafalkan.
Dulu para ulama menghafal ilmu-ilmunya. Terutama tentang sifat sholat nabi, banyak yang harus dihafal.
5. Al ‘Amal : Ilmu yg dikaji untuk diamalkan. Karena kita akan masuk surga dengan amal dan Rahmat Allah, yang terutama dengan Rahmat Allah. Di dalam Al Qur’an Allah berfirman : “…Allah membalas apa yang mereka ‘amalkan”.

Kata Abdulllah bin Mas’ud : Belajarlah kalian 3x, jika kalian sudah mendapatkan ilmu, maka amalkanlah.

Hadits Tirmidzi – hasan shahih : Tidaklah bergeser kedua kaki seorang hamba pada hari kiamat melainkan aakan ditanya tentang empat perkara : tentang umurnya, dihabiskan untuk apa. Yang kedua tentang ilmuny, diamalkan atau tidak. Yang ketiga, tentang harta, dari mana diperoleh dan ke mana dihabiskan harta itu. Yg keempat tentang capeknya, tentang tubuhnya, capeknya untuk apa.

Hadits Nabi SAW : Sesungguhnya setiap amal itu ada masa-masa semangatnya, ada masa-masa lelah letihnya. barang siapa semangat, lelah dan letihnya karena sunnahku, maka dia termasuk yang mendapatkan hidayah. Barang siapa yang semangat, lelah letinya bukan karena sunnahku, maka itu sia-sia.

An Nasyru : Menyebarkan dan mendakwahkannya
Apa yang sudah kita pelajari, kita harus dakwahkan, minimal untuk diri kita, istri kita dan anak kita. Dalam surat Attahrim ayat 6 : Kita wajib menjaga istri dan anak kita dari api neraka.

Ali bin Abi Thalib menafsirkan tentang ayat ini : “ajarkanlah dirimu kebaikan, ajarkanlah dirimu adab dan ajarkanlah juga keluargamu kebaikan dan adab.

Dan kebaikan yang paling baik adalah Al Qur’an dan Sunnah. Oleh karena itu, kita harus belajar agar dapat mengajarkan kepada keluarga kita. Seperti kata pepatah Arab : “orang yang tidak punya sesuatu tidak akan bisa memberikan sesuatu”. Oleh karena itu kita harus belajar agar berilmu dan dapat mengajarkannya kepada keluarga kita.

Ada pepatah Arab : engkau ingin selamat, tapi engkau tidak menempuh jalannya, tidak mungkin perahu itu jalan di atas daratan.

Hadits Riwayat Muslim :
Barang siapa yang berjalan untuk menuntut ilmu, Allah akan mudahkan jalannya menuju surga.

Hadits Riwayat Bukhori :
Ada dua nikmat yang manusia tertipu dengannya, yaitu nikmat sehat dan waktu luang.

Dulu para ulama, setelah mereka mencari nafkah untuk keluarganya, setelah itu mereka pergi menuntut ilmu berkeliling dunia.

KEUTAMAAN ILMU SYAR’I

Penjelasan Syaikh Muhammad Bin Saleh Utsaimin dalam bukunya “Kitabul ‘Ilmi” tentang keutamaan ilmu syar’I :

“Sesungguhnya ilmu yang dipuji oleh Allah yaitu ilmu syari, yaitu memahami Al Qur’an dan sunnah Nabi SAW. Adapun selain itu, bisa jadi ilmu itu sebagai jalan kepada kebaikan atau sebagai jalan kepada kejahatan”.

Imam Ahmad bin Hanbal ditanya : ada orang umurnya 80 tahun, apakah dia pantas untuk menuntut ilmu. Maka dia menjawab : jika dia pantas untuk hidup, maka dia wajib menuntut ilmu.

Kata imam Ahmad bin Hanbal: Bahwa manusia butuh kepada ilmu syari lebih dari pada butuh kepada makan dan minum.

Kata Ibnul Qayyim Al Jauziyah: manusia ini butuh kepada ilmu syari ini seperti mereka butuh kepada air. Beliau juga menerangkan lebih dari 100 keutamaan ilmu syar’I, di sini akan dibawakan beberapa saja.

1. Manusia ini butuh kepada ilmu syari lebih dari pada kebutuhannya akan makan dan minum
2. Allah menjadikan orang-orang yang berilmu sebagai saksi.
Al Imron ayat 18 : “Allah menyatakan bahwasannya tidak ada tuhan yang berhak disembah melainkan Dia yang menegakkan keadilan. Para malaikat dan Orang-orang yang berilmu juga menyatakan demikian, bahwa tidak ada tuhan yang berhak disembah melainkan hanya Allah yang maha Perkasa dan maha Bijaksana”.

Ini menunjukkan keutamaan orang-orang yang berilmu.

3. Allah mencela orang-orang yang bodoh dan memuji orang-orang yang berilmu
Bodoh di sini adala bodoh tentang ilmu syar’I, dalilnya pada surat Ar Rum ayat 7 : “mereka hanya mengetahui yang lahir saja dari kehidupan dunia, sedang mereka tentang kehidupan akhirat adalah lalai”.

Di dalam tafsir ibnu katsir menjelaskan :
Karena saking ahlinya tentang dunia, mereka bisa menimbang ukuran dinar dan dirham hanya dengan meletakkannya di tangannya. Tapi dalam urusan ibadah mereka tidak tahu.

Imam Hasan Al Bashri : “Demi Allah, sesungguhnya seseorang dari mereka mengetahui tentang ilmu dunia sampai dirham dibalikkan dijarinya, maka dia akan memberi tahu kamu tentang timbagannya, tapi dia tidak bisa sholat.”

Ibnu Abbas : “mereka tahu tentang ilmu dunia, dan mereka tentang ilmu agama ini bodoh”
Surah Az Zumar ayat 9 : “apakah sama orang yang mengetahui dengan orang yang tidak tahu? Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran”

Penjelasan ulama bahwa kebodohan tentang agama ini adalah pokok dari setiap kerusakan yang ada di muka bumi ini.

Ibnul Qayyim : kebodohan itu merupakan pokok dari setiap kerusakan di muka bumi.

Orang jika tidak tahu tentang agama ini maka akan merusak atau menambah-nambah agama ini.

4. Kita diperintahkan oleh Allah untuk meminta tambahan Ilmu (ilmu syar’I ).
Surat Thoha ayat 114 : “……… dan katakanlah wahai Rabb-ku, tambahkanlah aku ilmu”
Ilmu yang dimaksud adalah ilmu syar’I, qur’an dan sunnah. Untuk dapat tambahan ilmu, kita harus menempuh jalannya dengan ikut pengajian dan majlis-ilmu. Nabi Musa AS, untuk mendapatkan ilmu harus menyeberang lautan menemui Nabi Khidir.

Ilmu ada dua, ada yang bermanfaat dan ada yang tidak bermanfaat, maka mintalah ilmu yang bermanfaat. Ada do’a yang dibaca oleh Nabi setiap setelah salam pada sholat subuh:

“Allahumma innii as aluka ‘ilman naafi’a, wa rizkon toyyiba, wa ‘amalan mutaqobbala” – “Ya Allah aku minta ilmu yang bermanfaat, rejeki yang halal dan amal yang diterima”

Doa ini ada pada hadits sahih riwayat Imam Ibnu Majah; hadits ini terdapat pada sahih Ibnu Majah.

Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, Rasulullah berlindung kepada Allah dari Ilmu yang tidak bermanfaat : “Ya Allah aku berlindung kepada Engkau dari kelemahan, dari kemalasan, dari sifat bakhil, dari sifat penakut dan dari umur tua dan aku berlindung juga kepada Engkau dari adzab kubur, ya Allah aku minta kepada Engkau dari hati ini ketakwaannya, dan bersihkanlah hati ini, Engkaulah yang paling baik untuk membersihkan hati ini, Engkaulah pelindungnya dan Engkaulah penjaganya, dan aku berlindung kepada Engkau dari ilmu yang tidak bermanfaat………..”

5. Allah akan mengangkat derajat orang-orang yang berilmu
Surah Al Mujadalah (58) ayat 11 : Wahai orang-orang yang beriman, jika dikatakan kepadamu untuk berlapang-lapanglah di dalam majelis, maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu dan apabila dikatakan berdirilah kamu, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.

Orang yang pertama diangkat derajatnya adalah Nabi Muhammad SAW, selanjutnya para sahabat, kemudian para tabiin dan ulama ahlussunnah. Oleh karena itu, kita harus mengikuti jejak mereka. Orang yang berilmu, selama dia takut kepada Allah dan mengamalkan ilmunya, maka akan diangkat derajatnya. Berbeda dengan orang yang memiliki harta, orang hanya dekat pada saat dia punya harta saja. Orang berilmu akan didoakan oleh kaum muslimin sepanjang abad: ulama, didoakan dengan rahimahullah, sahabat nabi didoakan dengan radiyallahuma adzma’in.

Menurut Ibnul Qayyim tentang perbedaan ilmu dan harta ada 30, diantaranya :

1. Ilmu warisan para nabi, sedangkan harta warisan para raja.
2. Semakin banyak ilmu, semakin kita tawadhu. Semakin banyak harta, semakin kita angkuh.
3. Ilmu membuat orang semakin sempurna

No comments: